Surat Kecil untuk Tuhan adalah sebuah buku yang diangkat oleh penulis – Agnes Davonar -dari kisah nyata perjuangan seorang gadis remaja Indonesia bernama Gitta Sesa Wanda Cantika atau Keke melawan kanker ganas. Keke yang baru berusia 13 tahun adalah gadis cantik, pintar dan mantan artis penyanyi cilik era tahun 1998an. Hidupnya pun tampak sempurna, disayang oleh orang tua dan dua orang kakak lelakinya dalam kondisi keuangan keluarga yang berkecukupan, serta memiliki enam sahabat dekat yang kompak dan kekasih bernama Andy.
Namun ternyata berita sedih harus diterima Keke, ternyata ia divonis mengidap penyakit yang disebut Rhabdomyosarcoma (kanker jaringan lunak) dan sudah berada di stadium 3. Kanker itu menyerang wajahnya dan membuat parasnya yang cantik menjadi seperti monster. Keke adalah pasien pertama di Indonesia dan dokter menyatakan bahwa usianya tinggal beberapa bulan lagi. Tapi ayah Keke tak menyerah, ia berjuang agar Keke dapat lepas dari vonis kematian.
Keke pun harus menjalani tindakan kemotrapi hampir selama setahun yang membuat rambut Keke rontok, kulit kering dan ia sering merasa perutnya mual. Keke sering mimisan, sulit bernapas dan matanya memerah lalu berair dan lama kelamaan ada benjolan yang semakin hari semakin besar di bawah kelopak mata bagian kiri.
Ketabahan dan kesabaran Keke mendapat hadiahnya, karena dokter akhirnya menyatakan Keke sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasa. Ketika semua orang bersuka cita pada kesembuhan gitta, rupanya kesempatan sembuh itu hanya sebuah kesempatan. Kanker itu datang kembali dengan menjadi lebih ganas. Keke tahu ia makin lemah, tapi Keke tak ingin tampak kalah, dan ia berusaha selalu tegar dan gigih melawan penyakitnya demi keluarga yang dicintainya dan sahabat-sahabatnya yang setia. Hebatnya dari gadis ini, ia nekad ingin sekolah dengan keadaan seperti ini. Hinaan bahkan cacian dari orang orang yang melihatnya tidak ia pedulikan. Yang paling menyedihkan adalah ketika ujian kenaikan kelas disaat ujian tangannya tak mampu lagi bergerak hingga hidungnya mimisan ia masih ingin terus ujian dan lulus naik kelas. Tekadnya begitu hebat sampai sampai ibu Megawati memberikan penghargaaan khusus padanya sebagai ‘Siswa Teladan’.
Tapi inilah kehidupan. Tuhan punya rencana lain padanya dan akhirnya ia harus pergi setelah 3 tahun mendekap dengan kanker ganas tersebut, bayangkan hidup dengan kanker ganas selama 3 tahun tanpa pernah mengeluh bahkan ia selalu tegar hingga Tuhan menjemputnya.
Ia bahkan menuliskan surat kecil kepada Tuhan ketika didetik detik kematiannya dalam bentuk puisi seperti ini :
ANDAI Aku BISA KEMBALI
Aku INGIN TIDAK ADA TANGISAN
ANDAI Aku BISA KEMBALI
Aku TIDAK INGIN ADA LAGI HAL YANG SAMA TERJADI PADAKU
TERJADI PADA SIAPAPUN
TUHAN ANDAI Aku BISA MEMOHON
JANGAN ADA TANGIS DAN DUKA DI DUNIA LAGI
TUHAN ANDAI Aku BISA MENULIS SURAT UNTUKMU
JANGAN PISAHKAN Aku DARI SAHABAT DAN ORANG YANG Aku SAYANGIN.
Aku INGIN MENJADI DEWASA SEPERTI BURUNG YANG BISA TERBANG KETIKA IA DEWASA
Aku INGIN AYAH MELIHAT Aku KETIKA Aku MEMILIKI LAGI KEINDAHAN GERAIAN RAMBUT..
TUHAN SURAT KECILKU INI..
ADALAH PERMINTAAN TERAKHIKU ANDAI
Aku BISA KEMBALI..